Bermula dari
sebuah pertemuan tak terduga.
Hom Pim Pa..hap.. Mike kalah.”Mike loe harus kenalan sama junior yang lewat
depan kelas.”
“Ah. Gue nggak mau.”
“Itu tuh. Dek, sini.” Yopi menarik tangan Kia ke depan kelas XII IPA 2.
“Apaan sih Kak?” Kia merasa malu menembus kawanan
kakak kelas.
“Cepet kenalan
dulu sama dia.” Kak Yopi menyuruh seorang senior berkenalan dengan Kia. Dia
seorang cowok imut, kulitnya putih, tidak begitu tinggi. Kia tersenyum malu melihat kearah cowok itu. Cowok itupun
terlihat malu-malu. Ia mengawali dengan mengulurkan tangan ke arah Kia.
“Mike.”
Kia membalas
jabatan tangan Mike.
“Kia.”
Kia berlari ke
kelasnya. “Tau nggak Hima?? Gue malu banget tadi. Masa Kak Yopi narik gue buat kenalan sama Kak
Mike.”Kia menutup wajah merahnya.
“Ha? Yang bener?
Mana orangnya?” Hima keluar kelas menengok ke arah kelas XII IPA 2.
“Yang mana?” Tanya Hima lagi.
“Itu yang lagi
duduk bersandar di tembok.”
“Oh yang itu,
lumayan juga tuh Kia. Dia minta nomor HP elo nggak?”
“Nggak.”
“Hmmm. Harusnya
dia minta nomer HP elo. Kayaknya sih, menurut feeling gue, elo bakal ada
suatu hubungan sama dia.”
“Haha. Masa? Sok
peramal loe!” Kata Kia tertawa lebar.
“Eh dari tadi dia
lihatin elo lho. Serius deh.”
Kia menengok ke
arah Kak Mike. Tatapan mata mereka berdua beradu.
“Tuh kan muka
elo merah?” Kata Hima
“Ini kena
matahari Him.”
----
Hujan malam ini terasa segar mengguyur jendela rumah Kia. Kia duduk
di depan TV menonton reality show
kesukaannya yaitu On The Spot .Hpnya berdering keras. Ia mengambil hp poliponik miliknya.
“Malam Kia. Lagi
apa?”
“Siapa?”Balas
Kia pada orang yang belum ia kenal.
Kia sholat Isya
dan duduk di depan TV lagi. Hp Kia berbunyi lagi. “Ini Mike.”
Kia tersenyum
melihat sms dari Mike. Kia berpikir kenapa Mike bisa mendapat nomor Kia.
“Lagi nonton TV
aja. Mike siapa ya?”
“Mike yang tadi
siang.”
“O. Kak Mike?
Dapat nomorku dari siapa Kak?”
“Dari temen.
Ganggu nggak ya?”
----
“Tadi malem Kak
Mike sms gue Him.”
“Wah wah.
Beneran? Serius? Berarti bener dong ramalan singkat gue. Lucu kan kalau elo
sama Kak Mike bisa menikah?”
Kia melongo
dengar ucapan Hima. “Hey. Sadar elo. Gue masih 16 tahun. Masih kelas X. Masih
ingusan, belum bisa masak dan belum bisa wujudin tekad masuk IPA. Gue belum
punya KTP, belum punya SIM juga”
“Siapa juga yang
bilang loe harus nikah sekarang sama dia?”
“Elo.” Haha.
Kadang Kia tertarik dengan ucapan Hima. Ucapan kemarin nggak meleset. Kia terus berpikir.
“Bisa aja Kak Mike sms gue karena taruhan atau dia cuma iseng atau dia cuma mau temenan?”
“Idih. Jaman
sekarang kalau cowok sms kayak gitu artinya ada maksud. Maksud PDKT. You know what?”
---
Kia sangat
menyukai Friendster-an.
Dia suka update setiap waktu. Kak
Mike meng-add FSnya dan mereka sering
berkiriman pesan. Lama-kelamaan mereka saling dekat.
“Kia, nanti
habis pulang sekolah, tungguin gue di gerbang sekolah ya. Gue mau ajak loe
ngomong sesuatu.”
“Ngomong apa
Kak? Oke.”
“Loe nggak bawa
motor kan?”
“Nggak Kak.”
---
Sepulang
sekolah, Kia menunggu Kak Mike di depan gerbang. Ia masih menggunakan seragam
khas kotak-kotaknya. Sudah satu jam berlalu, Kia mulai bad mood
menunggu lama. Menunggu adalah hal
yang paling dibenci oleh Kia.
“Kak Mike
dimana? Jadi nggak?”
“Sebentar Kia.
Gue otw hampir sampai di SMA.”
Habis ini gue
mau ngomong apa sama Kak Mike? Terus mau jalan-jalan naik angkot apa andong? Hujan
gerimis membasahi jalanan. Aduh. Gue lupa bawa payung. Udah kebiasaan bawa motor, ingetnya bawa mantol
aja.
---
Mike menjemput
Kia menggunakan mobilnya. Kia bahkan tidak tau kalau Mike bakal bawa kendaraan.
Kia udah nengokin angkot di depan pintu.
“Masuk Ki.”
Kia dan Mike
terlibat pembicaraan kikuk. Kia dan Mike membeli nasi goreng dan susu cokelat
hangat. Kia bahkan bingung siapa yang akan membayar. Kia lagi bokek karena uang
sakunya pas-pasan dan ia juga malu kalau dibayarin. Mike akhirnya membayarkan
untuk kali ini.
---
Kia dan Mike
akhirnya dekat. Dari semula bahasan konyol, mereka semakin akrab layaknya
sepasang kekasih. Hingga penghujung tahun, tiba saatnya UAN untuk kelas XII.
Mike lulus dengan prestasi memuaskan. Ia dapat peringkat 10 besar di sekolah. Mike diterima
di Universitas Puan. Sebuah Universitas kuno dengan gaya arsitektur Candi
Borobudur. Mike mengambil jurusan Hubungan Internasional. Dia memang jago dalam
berbicara dan berinteraksi dengan orang lain.
“Kia. Gue pamit
dulu. Gue udah diterima di Universitas Puan di Jakarta. Kita bakal jauh ya.
Sebelumnya, gue mau ungkapin sebuah hal
yang gue nggak pingin elo jawab. Jawab gue 5 tahun lagi. Gue sayang sama elo.”
“Iya Kak.
Hati-hati. Semangat buat kuliahnya. Gue di sini doain yang terbaik buat Kak
Mike. Doain gue masuk jurusan IPA ya Kak. Kia bakal belajar keras biar bisa
ngejar kesuksesan kakak.”
---
Dear Diary
Poin 1. Tahun ini, gue masuk jurusan IPA. Ngeselin apa nyenengin nih? Nyenengin
karena gue bisa ketemu pelajaran Biologi dan ngeselin karena gue nggak suka pelajaran Kimia dan Fisika. Gue masih bisa
tetep hidup without study that. Lihat
aja 5 tahun ke depan. Apa yang gue katakan pasti terwujud.
Poin 2. Belajar pelajaran IPA dengan sepenuh hati. Beban yang gue rasakan
saat belajar di SMA favorit setara
dengan menaruh batu bata di atas kepala gue. Gue cuma anak pas-pasan. Ranking gue seperti tarzan yang goyang-goyang di
pohon. Di tengah-tengah terus. Kata Hima, gue nggak pintar tapi nggak bodo.
---
Sampai saat kelas XII, Kia bingung
mau nglanjutin kuliah apa nggak? Biaya kulaih tergolong mahal dan orangtua Kia
khawatir dengan masalah keuangan di keluarganya.
“Ibu, Kia nggak mau kuliah. Kia udah
mantapkan hati buat jadi masuk sekolah pramugari. Kia udah daftar Bu. Kebetulan
masih ada cadangan keuangan dari kakak.”
“Apa kamu mantap Kia?”
“Iya Bu. Kia mantap mau daftar di sana.”
“Kia nggak takut sama banyaknya kejadian
pesawat jatuh?”
“Takut mungkin iya, tapi Kia udah bertekad
Bu. Ibu doain Kia jadi pramugari yang hebat ya.”
Kia diterima di sekolah penerbangan di
Yogyakarta. Ia mengikuti pelatihan selama 1 tahun dan ia bisa langsung terbang.
Kia saat ini dekat dengan seorang pengusaha
bernama Deas. Kia mencoba menerima perasaan Deas. Namun lain di hati Kia. Kia
tidak merasakan apapun seperti orang sedang jatuh cinta. Ia merasakan hal biasa
saat jalan bersama Deas. Kia pun memutuskan hubungan setelah jalan 1 tahun. Kia
sempat dekat dengan seorang penerbang Cendrawasih Airlines. Kia lagi-lagi
merasa tidak cocok dan putus begitu saja, padahal mereka hanya bertatap muka 3
kali dan yang terakhir kalinya adalah ucapan selamat tinggal dari Peter .
---
Kia mendapat penerbangan domestik. Kali ini, ia pindah ke Jakarta.Kia tinggal di asrama
pramugari di kawasan Jakarta Selatan. Kia ditugaskan selama 1 tahun di Jakarta.
Entah kenapa Kia merasa sepi hari ini. Ia
liburan selama 2 minggu. Nothing to do.
Ia hanya duduk santai di kamar asramanya.
----
Jaman Friendster sudah punah berganti ke jaman Facebook. Kia tanpa sadar
membuka profil Mike dan ia melihat status hubungannya lajang. Kia iseng miss call ke nomor Mike.
Tuttt Tutt Tuuuutt. Ternyata nomor yang
dulu masih aktif nih. Gue membayangkan wajahnya saat tersenyum, lucu sekali.
Bikin kangen.
Cringg..Cringg..Cringg.. Ponsel Kia
bordering. Telepon masuk dari Mike.
“Halo..Siapa ya?”Tanya Mike dari seberang.
“Ini..Ini Kia kak.”
“Oh Kia. Ada apa? Tumben telepon?”
“Hmm..Cuma mau mastiin nomor Kak Mike
aktif. Kia lagi menghapus kontak nomor di hp Kak.”
“Terus?”
“Masih aktif jadinya Kia nggak menghapus
kontak Kak Mike.”
“Kamu gimana kabarnya?”
“Baik Kak. Ini gue lagi di Jakarta.”
“Jakartanya mana? Kia lagi ngapain? Hari
ini ada acara nggak?”
“Ini lagi duduk aja di asrama Kak. Nggak
ada. Lagi nggak ada jadwal penerbangan hari ini.”
“Gue ajak cari makan mau nggak? Kia kirim
alamat asramanya nanti gue jemput jam 15.00.”
“Baik Kak. Ini. Jalan MH.Thamrin no 7
Jakarta Selatan Kak. Samping Lotte Mall.”
---
“Kia turun sekarang. Gue udah di bawah.”
Kia turun menuju tempat Mike
duduk.
“Kak Mike.” Mike hanya
tertegun memandang Kia.
“Hmm.Udah lama nggak
ketemu Kia.” Mike mengajak Kia makan di foodcourt
di Lotte Mall. Mereka memesan Ramyun
Noodle. Obrolan ringan mengenai pekerjaan masing-masing. Sempat beberapa
kali mereka tertawa lepas.
“Kia sekarang tambah
cantik.” Mike memandangi wajah Kia.
“Kia mau bilang apa kalau
Kak Mike bilang gitu?”
“Kia masih tetap sama
seperti 5 tahun yang lalu.”Kia tersenyum simpul mendengar ucapan Mike.
“Kia, gue mau nagih
jawaban dari pertanyaan gue dulu.”
“Pertanyaan apa ya?”
“Mau nggak loe jadi cewek
gue?” Kia kaget mendengar pertanyaan spontan Mike. Senang namun bingung mau
menjawab apa.
“Gue..Gue..apa harus
jawab sekarang Kak?”
Mike berlari ke atas panggung
dan mengambil mic . “Kia. Gue sayang
sama elo udah lebih dari 5 tahun yang lalu. Elo cewek pertama yang gue suka dan
gue berharap elo cewek terakhir yang gue miliki. Gue serius sama elo. I love You Kia. Mau nggak elo jadi
pendamping gue?”
“Terima..Terima.” Sorakan
dari pegunjung di sekitar mereka.
Kia berdiri dan berteriak
“Iya.” Ini lamaran apa nggak sih?
Mike menghampiri Kia dan
mengaitkan cincin akik itu. Kia kaget melihat bentuk cincin itu. Kia
menyembunyikan tangannya setelah memakai cincin emas bermata batu akik putih
bening. Ia mulai tertawa terbahak-bahak.
“Kenapa elo ketawa Kia?”
“Kak Mike suka batu
akik?”
“Iya. Gue koleksi batu
akik di rumah, tapi batu itu nggak mudah gue dapetin. Itu batu akik gue beli
jauh-jauh ke Pulau Nusakambangan. Itupun udah gue pastiin umur batunya udah
1000 tahun. Gue jamin keasliannya. Warna putih bening ini nunjukin perasaan gue
ke elo.”
“Kia terima Kak.”
Mike mengatakan
secepatnya akan mengenalkan Kia ke orangtuanya.
Sebulan setelahnya, Mike
dan Kia bertunangan. Kia merasakan degub jantungnya semakin cepat seperti
pacuan kuda.
“Kak Mike, besok gue
terbang ke Palembang. Mau oleh-oleh apa?”
“Kerupuk Palembang jangan
lupa.”
Mike menjatuhkan Hpnya
tanpa sadar. Layar HP retak menjadi dua, tepat di tengah foto mereka berdua.
Sedetik kemudian, ia merasakan ada hal yang aneh di pikirannya. Sebuah firasat
buruk.
---
Cuaca hari ini cerah
sekali. Ramalan cuaca kali ini tidak tepat sama sekali. BMKG meramalkan akan
terjadi hujan es dan angin puting beliung.
Pesawat Cendrawasih
Airlines segera take off. Mike berdoa
tanpa henti demi keselamatan calon istrinya. Berharap ia akan pulang dengan
selamat.
“Apa seperti ini rasanya
menyayangi seseorang? Gue khawatir terus kalau dia terbang. ”
---
MSC TV menyiarkan berita
kecelakaan pesawat yang menimpa pesawat Cendrawasih Airlines rute
Jakarta-Pelembang, 159 korban selamat dan mengalami luka ringan dan 5 orang
dinyatakan hilang. 5 orang itu salah satunya adalah Kia. Melihat berita
tersebut, Mike jatuh pinsan. Ia benar-benar kehilangan arah tujuannya.
---
Satu minggu berlalu
“Makan dulu Mike. Kalau
kamu begini terus, kamu bisa sakit Nak.” Ibu Mike menangis
“Mike pingin ketemu
Kia... Ma”
“Mike..please jangan keras kepala. Mama
khawatir sama kamu. Kia pasti selamat”
---
Kringg kringg kringg
HP Mike berbunyi.
“Iya halo.” Mike
mendengarkan suara putus-putus dari sana
“Kak Mike? Ini K...”
“Haloo..siapa? Sebentar gue
cari sinyal dulu”
“Ini Kia Kak.”
“Kia?” Raut wajah Mike
berubah
“Iya Kia Kak. Kia
sekarang di Palembang Kak. Kia selamat, tapi belum bisa pulang. Kia sementara
tinggal di rumah penduduk. ”
“Dimana Kia? Keadaan Kia
bagaimana sekarang?”
“Kia baik-baik saja Kak.
Kia menyelamatkan diri pakai parasut. Parasutnya kebawa sampai pelosok desa
Kak. Disini jauh dari perkotaan. Butuh waktu 12 jam menuju perkotaan
Palembang.”
“Desa apa Kia? Walaupun
sulit dijangkau, gue pasti bisa nyampe sana. Untunglah masih ada sinyal”
---
Hari ini juga Mike
memesan tiket pesawat ke Palembang. Sampai di Palembang, ia naik bis ke terminal
Boga. Kemudian naik angkudes sampai Desa Kauman. Setelah itu naik sepeda motor
diantar oleh ojek sampai Desa Kidung. Selanjutnya menyeberang jembatan tali
yang hampir roboh ke Desa Jati. Di Desa Jati itulah Kia terdampar.
Hari berubah gelap.
Semalaman ini Mike terpaksa menginap di rumah penduduk karena perjalanan masih
panjang. Mike harus menempuh jalan berbatu sejauh 6 km untuk sampai ke rumah
Ibu Kaori. Akses jalannya hanya menggunakan jalan kaki.
---
Subuh subuh, Mike
berangkat jalan kaki ditemani oleh Pak Lumo.
“Terima kasih Pak.”
“Sepertinya kita hampir
sampai.”
Setelah berjalan jauh
tanpa henti, Mike sampai di sebuah rumah bambu. Ia melihat seorang ibu tua
sedang duduk di depannya mengobrol dengan seorang wanita muda. Ia Kia. Mike
mengerahkan seluruh tenaga untuk berlari ke arah Kia. Mike memeluk Kia dengan
erat sambil menangis.
“Kia. Gue khawatir banget
sama elo. Gue shock denger ada
kecelakaan pesawat kemarin. Gue takut elo pergi dari gue. Gue pengen elo
berhenti terbang. Gue tau elo bidadari yang bisa terbang, makanya gue sita
sayap elo.”
“Iya. Kia bakal berhenti
terbang. Kia bakal minta ditempatin jadi Flight
Attendant Instructur dan nggak terbang lagi Kak”
“Janji ya?” Mike pinsan
di pelukan Kia. Ia sangat kelelahan karena ia belum sepenuhnya pulih dari
sakitnya.
---
Tersadar dari pinsan, Mike
merasa sudah baikan. Ia mengerahkan kemampuannya untuk pulang ke Jakarta. Mike dan
Kia mengucapkan banyak terima kasih untuk Pak Lumo, Ibu Kaori dan semua orang
yang sudah membantu mereka.
---
Sampai di Jakarta, Mike
kembali ke rumahnya.
“Ma, Mike mau nikah sama
Kia bulan ini”
Mike menggandeng Kia di
depan ibundanya. Ibunda Mike memeluk Mike dan Kia. Beliau menangis haru.
“Baru kali ini Mike. Mama
melihat keajaiban di depan mata Mama. Lihat, dia masih hidup adalah suatu
keajaiban. Kalian dipertemukan kembali setelah perpisahan yang mengharukan.”
Hari Pernikahan tiba.
Mike mengucapkan janji suci kepada Kia di depan orangtua Kia dan Ibunda Mike.
“Kia. Kak Mike. Gue
terharu melihat kalian. Benar kan akhirnya elo menikah sama Kak Mike. Tebakan
gue emang bener.” Hima menghampiri Mike dan Kia.
“Ah. Cuma kebetulan aja
Him” Tawa Kia meledak
“Kak Mike. Kia itu
sahabat gue yang paling manis, baik, pengertian dan sangat setia kawan. Gue
titipin Kia sama Kak Mike. Hmm,,tapi Kak Mike harus jawab pertanyaan gue.
Seberapa besar Kak Mike sayang sama Kia? Jawab jujur” Hima mengoceh panjang
lebar di depan Mike. Kia hanya memelototi Hima memberi kode untuk diam.
“Sebesar ini dan bahkan
lebih.” Mike mencium kening Kia. Kia sangat malu. Apalagi dilakukan di depan
sahabatnya.
Hima tertawa lebar dan ia
menutup mulutnya menggunakan kedua tangannya.”Hehe. Gue percaya sama Kak Mike.
Jaga Kia ya.” Hima menghampiri Kia” Jangan lupain gue. Habis nikah, loe harus
boleh hangout ama gue. Awas kalau Kak
Mike nggak ngebolehin” Hima mengacam Mike dengan kepalan tangannya.
“Hima, ngapain kamu
disitu?” Tanya Andre manggandeng Hima. Andre adalah tunangan Hima. “Maaf ya
mengganggu waktu kalian.” Ia pamit undur diri membawa Hima pulang.
Kia berhenti menjadi
seorang flight attendant. Ia sekarang
menjadi flight attendant instructur di
sebuah sekolah pramugari di Jakarta. Mike merasa senang Kia sudah tidak terbang
lagi. Ia tidak perlu khawatir lagi dengan keselamatan Kia. They live happily ever after